Senin, 29 Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpirasi adalah hilangnya uap
air dari permukaan tumbuhan. Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak
secara aktif melainkan gerakannya bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak
memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan
manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada
beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap
yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang
tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut.
Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti
ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan floem. Kedua
jaringan tersebut berperan sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman
dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya
ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara
maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada tumbuhan.
Tumbuhan juga melakukan transpirasi,
yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan
salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan
berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya
transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas
dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses
penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah Defini Transpirasi ?
2. Jelaskan Perbedaan 3 macam Transpirasi !
3. Bagaimana membedakan transpirasi dengan evaporasi dan
gutasi ?
4. Bagaimana Cara pengukuran Transpirasi ?
5. Apakah Istilah Evapotransporasi ?
6. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Transpirasi ?
7. Bagaimana Mekanisme Transpirasi ?
8. Apa saja Kegunaan dan kerugian Transpirasi terhadap
tumbuhan ?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Defini Transpirasi
2. Perbedaan 3 macam Transpirasi
3. Membedakan transpirasi dengan evaporasi dan gutasi
4. Cara pengukuran Transpirasi
5. Istilah Evapotranspirasi
6. Faktor yang mempengaruhi Transpirasi
7. Mekanisme Transpirasi
8. Kegunaan dan kerugian Transpirasi terhadap tumbuhan
D. Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui Proses-proses yang
terjadi dan aktivitas yang terjadi pada tumbuhan baik melingkupi proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan
tersebut dapat hidup. Sehingga diharapkan akan dapat lebih memahami proses
bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasikan
karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida, mengapa
tumbuhan membutuhkan banyak air, mangapa tumbuhan layu jika kekeringan dan
berbagai macam gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air
dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas
permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi
merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2,
terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang
kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam
bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi
semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat
hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau
terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang
ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air
ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata
sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi
melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga,
buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses
transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi
terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan
banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
B. Macam-Macam Transpirasi
Ada tiga tipe transpirasi yaitu :
a)
Transpirasi Kutikula
Adalah
evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula
epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian
besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang
dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar
air yang hilang terjadi melalui stomata.
b)
Transpirasi Stomata
Adalah Sel-sel mesofil
daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang
itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer
pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
c)
Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah
pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal sebagai
alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari
total transpirasi
C. Mekanisme
Transpirasi
Pada transpirasi, hal yang penting
adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di
luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik
air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem
pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah
dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis
melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air
melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul
air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung
di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar
ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
D. Faktor
Yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh
banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor luar, antara lain :
1.
Faktor Dalam :
a. Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi
stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/ tenggelam), waktu bukaan
stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata
b. Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya
menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di
permukaan daun
2.
Faktor Luar :
a. Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya
stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi
intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan
semakin tinggi.
b. Temperatur : kenaikan temperatur menambah tekanan uap
di dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara
di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan
yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi pula.
c. Kelembaban udara : udara yang basah akan menghambat
transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar transpirasi.
d. Angin : angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung
saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan
bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam
naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar
matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya
terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak,
besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi
daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah
satu-satunya sumber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air
yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah
dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan
dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut
menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang
sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air
tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah
ke dalam akar menjadi lebih lambat.
E. Perbedaan Transpirasi dengan Evaporasi
Transpirasi
|
Evaporasi
|
1. Proses fisiologis atau fisika yang termodifikasi
2. Di atur oleh stomata
3. Diatur beberapa macam tekanan
4. Terjadi dijaringan hidup
5. Permukaan sel basah
|
1. Proses fisika murni
2.
Tidak diatur oleh stomata
3. Tidak di atur oleh tekanan
4. Tidak terbatas pada jaringan hidup
5. Permukaan yang menjalankannya menjadi kering
|
F. Perbedaan Tanspirasi dengan Gutasi
Transpirasi
|
Gutasi
|
1. Terjadi pada siang hari
2. Air yang hilang berbentuk uap air
3. Yang dilepaskan uap air murni
4. Terjadi melawati stomata, lubang kutikula, dan lenti
sel
5. Terkendali oleh bukan stomata
6. Menurunkan suhu pada permukaan tanaman
|
1. Pada malam hari
2. Air yang keluar berbentuk cair
3. Cairan mengandung solute, seperti gula dan garam
4. Melewati hidatoda (stomata air)
5. Tidak terkendali
6. Tidak menurunkan suhu permukaan
|
G. Cara Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju
transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena
semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam
berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara
laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :
1. Kertas
korbal klorida
Pada dasarnya
cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi
merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah
daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah
jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup
kertas.
2. Potometer
Alat ini
mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi bahwa bila
air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan
jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan
uap air yang ditranspirasi
Cara ini
mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus
cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan
langsung
Pengukuran
transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot
yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan
tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untuk jangka
waktu tertentu dengan penimbangan langsung
Cara lain
pengukuran Transpirasi
ü
Metode lisimeter atau
metode grafimeter
Dua abad yang lalu,
Stephen Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan tanamannya yang ditutup rapat
agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang bertranspirasi kemudian,
tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu tertentu, dan arena jumlah air
yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( misalnya, yang diubah menjadi
karbohidrat ) kurang dari 1 % dari jumlah air yang di transpirasikan, maka
sebenarnya semua perubahan bobot dapat dianggap berasal dari transpirasi. Ini
dinamakan metode lisimeter.
Hanks dan peneliti
lannya sudah banyak sekali mengembangkan metode sederhana ini. Lisimeter
miliknya di kebun Greenville merupakan beberapa bejana yang besar ( beberapa
meter kubik besarnya ) diisi penuh dengan tanah dan dikuburkan, sehingga
permukan atasnya sama tinggi dengan permukaan lapangan. Bejana terebut
diletakkan di dekat bantalan karet besar yang diletakkan didasarnya dan diisi
air dan zat anti beku yang dihubungkan dengan pipa yang tegak keatas permukaan
tanah. Tinggi cairan dalam pipa menunjukkan ukuran bobot lisimeter, maka
permukaannya berubah-ubah sejalan dengan perubahan kandungan air dalam tanah
dilisimeter dan dalam tanaman yang sedang tumbuh, walaupun bobotnya kecil saja
di bandingkan dengan bobot tanah. Jumlah air tanah di tentukan oleh air irigasi
dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu gabungan antara penguapan
dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan. Penguapan dari tanah dapat diduga
dengan berbagai macam cara. Lisimeter merupakan metode lapangan paling handal
untuk mempelajari evapotransipirasi, tapi memang mahal dan tidak mudah di
pindah-pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia, lisimeter banyak digunakan.
Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan perimbangan air untuk menghitung
evapotranspirasi dari selisih anars masukkan dan pengeluaran
Et = irigasi + hujan +
pengurasan – drainase – aliran permukaan.
Dengan Et = evapo
transpirasi, dan pengurasan adalah kehilangan dari cadangan tanah. Pengukuran
cadangan air tangah pada awal dan akhir suatu periode menghasilkan nilai pengurasaan.
ü
Metode pertukaran gas
atau metode kurvet
Dalam metode ini,
transpirasi dihitung dengan cara mengukur uap air di atmosfer yang tertutup
yang mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan sebuah kuvet bening
misalnya, dan kelembabapan suhu, dan volume gas yang masuk dan keluar kuvet di
ukur.
H. Istilah Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan
bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi
(penguapan). Peristiwa penguapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya
bersama-sama disebut Evapotranspirasi.
I. Kegunaan dan kerugian transpirasi terhadap
tumbuhan
a. Kegunaan Transpirasi pada tumbuhan antara lain :








b. Pengaruh Transpirasi yang merugikan
Jika tanah cukup
mengandung air, laju transpirasi yang tinggi, dalam jangka waktu yang pendek,
tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti pada tumbuhan. Tetapi jika
kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh traspirasi yang
merugikan akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor.
Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk menimbulkan gejala
kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel
parenkima yang berdinding tipis akan layu dengan cepat.
Kelayuan tumbuhan di
atas tanah digolongkan sebagai layu sementara atau layu permanen. Layu
sementara terjadi jika tanah masih mengandung air yang tersedia bagi tumbuhan.
Kelayuan tersebut terjadi akibat kelebihan transpirasi dari absorpsi yang
bersifat sementara. Tumbuhan biasanya menjadi segar kembali setelah laju
transpirasi menurun. Daun yang layu pada siang hari akan segar kembali pada
malam hari atau pagi berikutnya. Daun dapat juga meningkat turgornya pada siang
hari jika transpirasi menurun akibat adanya awan, penurun suhu atau hujan kecil
walaupun air tersebut tidak sampai menembus ke akar.
Sebaliknya, layu tetap
diakibatkan oleh terjadinya kekurangan air yang berat dalam tanah. Akar
tidak dapat mengabsorpsi air, maka tumbuhan akan mati kecuali jika persediaan
air dalam tanah dapat ditingkatkan kembali.
Layu sementara yang terjadi
berulang-ulang akan menimbulkan pengaruh yang merugikan pada metabolisme
tumbuhan dan tumbuhan yang sering mengalami kelayuan akan tertekan
pertumbuhannya. Penyebab utamanya adalah kekurangan air akan menghambat laju
pertumbuhan jaringan muda, khususnya proses pembelahan dan pembesaran sel.
Penghambatan laju pertumbuhan ini menyebabkan menurunnya penggunaan makanan
oleh jaringan yang sedang tumbuh, dan pada umumnya kekurangan air selalu
diikuti oleh penimbunan karbohidrat. Tingkat karbohidrat yang tinggi yang
berlanjut dapat menimbulkan perubahan structural dan perubahan fisologis
permanen yang berkaitan dengan pertumbuhan yang tertekan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Transpirasi adalah mekanisme hilangnya air dari
tumbuhan, bisa melalui stomata atau melalui kutikula. Tetapi lebih banyak yang
hilang dari stomata. Ada tiga tipe transpirasi yaitu transpirasi kutikula dan
transpirasi stomata dan transpirasi lentikuler
2. Adapun perbedaan transpirasi dengan Evaporasi ialah :
Pada transpirasi terdapat : Proses fisiologis atau fisika yang
termodifikasi, di atur bukaan stomata, diatur beberapa macam tekanan,
terjadi dijaringan hidup, permukaan sel basah. Sedangkan pada Evaporasi ialah :
Proses fisika murni, tidak diatur bukaan stomata, tidak di atur oleh tekanan,
tidak terbata pada jaringan hidup, permukaan yang menjalankannya menjadi kering
3. Adapun perbedaan transpirasi dengan Gutasi ialah, pada
transpirasi terdapat : Terjadi pada siang hari, air yang hilang berbentuk uap
air, yang dilepaskan uap air murni, terjadi melawati stomata, lubang kutikula,
dan lenti sel, terkendali oleh bukaan stomata, menurunkan suhu pada permukaan
tanaman. Pada Gutasi Ialah : Pada malam hari, air yang keluar berbentuk cair,
cairan mengandung solute, seperti gula dan garam, melewati hidatoda, tidak
terkendali, tidak menurunkan suhu permukaan.
4. Mekanisme Transpirasi pada tumbuhan, hal yang penting
adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di
luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik
air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem
pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar
5. Faktor yang mempengaruhi transpirasi terbagi atas dua
faktor internal ialah : Stomata dan daun, dan pada faktor luar atau external
ialah : Sinar matahari,Temperatur, Kelembaban
udara, Angin, Keadaan air di dalam tanah.
6. Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari
permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan).
Peristiwa penguapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama
disebut Evapotranspirasi
7. Kegunaan Transpirasi pada tumbuhan antara lain :
Pengangkutan air ke daun dan difusi air
antar sel, penyerapan dan pengangkutan air, hara, pengangkutan asimilat,
membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata, mempertahankan suhu daun,
kerugian transpirasi tumbuhan ialah : pengaruh traspirasi yang merugikan
akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor.
8. Cara pengukuran Transpirasi adalah : fotometer atau
transpirometer, kertas korbal korida, pengumpulan uap yang ditranspirasi,
penimbangan langsung
B. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam
memahami apa saja mengenai Transpirasi Tumbuhan, namun kami mengharapkan juga
mencari sumber-sumber lain demi menambah pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Tjitrosoepomo, Gembong.1985. Morfologi Tumbuhan. Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Dwidjoseputro. 1988. Pengantar Fisologi Tumbuhan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah
Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tjitrosomo, S.S.1983.Botani Umum 2.Bandung : Angkasa
Browsing :
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)