Senin, 03 Desember 2012

"FLAGELLATA"


PEMBAHASAN
A.      Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk) atau Mastighopora (dari bahasa Yunani, “mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan, dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.

B.       Klasifikasi Flagellata
Dilihat dari bentuknya, flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagelata dan yang berbentuk hewan yang dinamakan Zooflagellata.
1.      Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makanannya dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah di perairan bersih dan di perairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan flagella. Fitoflagellata di klasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu
a.       Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida yaitu Euglena viridis. Euglena viridis memiliki ciri-ciri, ukuran tubuhnya antara 35-60 mikron, ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk dibagian anterior sel. Euglena viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang. Menurut Lupita, Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannya yang beruoa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan tempat inilah makanan dicerna.
b.      Nocticula miliaris
Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri-ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Nocticulla miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik
c.       Volvocida
Volvocida tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari volvocida antara lain adalah Volvox globator. Ciri-ciri dari volvox antara lain hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing-masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel memiliki eyespots, lebih maju dekat anterior, yang memungkinkan koloni untuk berenang menuju cahaya. Ciri-ciri Volvox antara lain koloninya terdiri dari ribuan individu bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagella; setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma membentuk hubungan fisiologis.
2.      Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Contoh zooflagelata, antara lain yaitu Trypanosoma gambiens dan Leishmania. Makananya berupa zat organik yang diperoleh dari lingkungannya. Beberapa jenis flagellata memperoleh makanan dari tubuh inangnya. Zooflagellata berhabitat di laut dan air tawar.
a.       Trypanosoma
Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun, merupakan parasit dalam darah vertebrata dan tidak membentuk kista. Jenis-jenis Trypanosoma antara lain adalah:
·           Trypanosoma lewisi hidup pada tikus, perantaranya adalah lalat tse-tse.

·           Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak; hospes perantaranya adalah lalat tse-tse.
·           Trypanosoma gambiense dan T. Rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada manusia.
·           Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)
b.      Leishmania
Merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium pembuluh darah.
Jenis-jenis Leishmania adalah:
·           Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar yang diandai dengan demam dan anemia, hewan ini banyak terdapat di Mesir, sekitar laut tengah dan India.
·           Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental sore, terdapat di Asia (daerah Mediterania) dan sebagian Amerika Selatan. Ada dua tipe “oriental sore” yang disebabkan oleh strain yang berlainan, yaitu:
1)      Leishmania kulit tipe kering atau urban yang menyebabkan penyakit menahun.
2)      Leishmania kulit tioe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut.
·           Leishmania brasiliensis, juga penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah serta Selatan

C.      Morfogenesis Flagellata
Bentuk tubuh flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada yang berkoloni.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membran selulosa, misalnya volvox. Ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya Euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelata mempunyai flagel yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.
Koloni volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membran selulosa. Salah satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah pasterior dan melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intesitas cahaya dilingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengelluarkan kelebihan air dari sel atau untuk mengukur tekanan osmosis.

D.      Fisiologis Flagellata
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan pH antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik (heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran tubuh kecil, bersifat holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organik yang berasal dari lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
Flagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki kloroplas, sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain (holozoik). Euglena viridis dapat menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas yang mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup cahaya, terjadi fotosintesis yang menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini di simpan didalam sitoplasma dalam bentuk butir-butir paramilum

E.       Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata
1.      Reproduksi Flagellata
Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif terjadi dengan cara pembelahan biner secara transversal, misalnya pada Euglena, sedangkan reproduksi generatif terjadi melalui persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox .
a.       Reproduksi secara vegetatif: pembelahan biner
Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara longitudinal. Menurut Smith (2010), pembelahan sel dimulai dengan menduplikasi DNA-nya untuk membuat duaset lengkap. Sel terus tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung berlawanan pada sisi sel.Setelah sel telah mencapai ukuran yang tepat, sel membagi menjadi dua sel anak dengan DNA yang identik. Fusi biner adalah cara reproduksi klasik yang digunakan ketika suatu organisme hidup dalam lingkunganyang stabil. Waktu pembelahan biner ini penting, karena organisme harus melakukannya pada saat yang tepat. Proses ini sebagian diatur oleh septum cincin, yaitu cincin protein yang terbentuk disekitarpertengahan sel. Septum cincin ini mendorong sel untuk dibagi secara merata tanpa merusak DNA atau dinding sel. Kesalahan dalam proses fusi dapat menyebabkan pembentukan sel anak dengan DNA tidak lengkap, atau salinan tambahan gen tertentu. Cincin septum dirancang untuk mencegah hal ini.
b.      Reproduksi secara generatif: persatuan antaraovum dan spermatozoid.
Selain reproduksi secara vegetative (pembelahan biner), kelompok flagellata juga melakukan perkembangbiakan secarageneratif. Reproduksi ini sangat diperlukan untuk memperkaya variasi genetic, sehingga akan meningkatkan kemampuannya untuk hidup pada kondisi lingkungan yang baru. Contoh flagellate yang memiliki proses secara generative adalah Volvox sp. Volvox merupakan kandidat protozoa yang unik untuk diteliti. Catatan penting untuk membahas Volvox adalah Volvox merupakan Flagellata yang berkoloni membentuk suatu bola. Reproduksi aseksual terjadi pada garis  ekuator, sel ini berkembang menjadi “germcell”, kelompok individu jantan dan individu betina terbentuk pada koloni yang berbeda. Sel-sel germinal betina tidak membagi, melainkan semakin membesar untuk membentuk sebuah ovum. Pada beberapaspesies koloni Volvox bersifat hermaproditic, yaitu dalam satu koloni dapat membentuk sperma serta ovum. Namun kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga pembuahan diri (pada satu koloni) dapat dicegah (Wimvan, 2003).
Reproduksi dimulai dari koloni betina yang menggandung ovum dan koloni jantan yang mengandung sperma bertemu. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru. koloni Volvox jantan dengan paket sel sperma dan Volvoxbetina dengan ovum. Sel sperma akan menuju koloni Volvox betina untuk mencariovum dan terjadi pembuahan.
2.      Daur Hidup Flagellata
Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit erupakan waktu aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, flagellata dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada zooflagelata, menjadi bentukan kista memungkinkan terjadinya transimisi dari satu host ke host yang lain. Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali trophozoit disebut excystation.

F.       Habitat Flagellata
Air merupakan faktor penting keberadaan flagellata selain ketersediaan makanan, pH dan suhu. Flagellata dapat ditemukan dilingkungan air tawar, di danau, sungai , kolam atau genangan air, misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya Dinoflagellata. Spesies Zooflagelata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula yang bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.

G.      Peranan Flagellata
Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan, flagellata berperan sebagi predator karena memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri dan mikrofungi, sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai pengendali, Flagellata yang bersifat sarofitik berperan sebagai dekomposer dalam rantai makanan.
Dilingkungan perairan flagellata berperan sebagai fitoplankton dan zooplankton sebagai sumber pakan alami ikan dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Trichonympha dan Myxotricha yang hidup didalam usus rayap dapat menghasilkan enzim selulosa, sehingga membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat dicerna rayap.

H.      Sistem yang terdapat pada flagellata
Sistem Gerak
Alat gerak flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga namanya disebut flagellata (flagellum=cambuk). Letaknya berada pada ujung depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya dan ada juga dibagian belakang sel (posterior).
Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Sistem Pernapasan
Respirasi pada flagellata terjadi secara difusi. Oksigen yang berasal dari lingkungan dapat berdifusi masuk melalui membran sel, begitu juga dengan karbondioksida hasil pernapasan akan berdifusi keluar melalui membran sel. Menurut Haeckel’s (1904).
Flagellata juga memiliki alat pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran hidrogen yang terkandung di dalam kornel. Oksigen digunakan untuk pelepasan energi secara aerobik. Energi digunakan untuk pengumpulan senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel.
Sistem Pencernaan
Pada umumnya Flagellata misalnya Euglena dan Dinoflagellata, untuk mendapatkan makanan dapat bersifat miksotrof (bersifat holozoik dan holofitrik). Secara holozoik dengan bantuan flagella yang tidak hanya berfungsi sebagai alat gerak, melainkan berfungsi juga untuk memperoleh makanan. Gerakan flagella yang berombak-ombak menghasilkan aliran air di sekitar mulut, sehingga makanan mengumpul dan terdorong masuk ke dalam mulut. Makanan yang masuk ke dalam mulut bergerak melewati kerongkongan dan bermuara pada suatu tempat penampungan (resevoir). Kedalam resevoir itu bermuara beberapa vakuola kotraktil kecil. Ketika berisi makanan, vakuola makanan enjadi membesar. Lisosommemberikan enzim ke dalam vakuola makanan untuk encernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel.
I.         Nama Spesies Flagellata dan Penyakit yang ditimbulkan
No
Nama Spesies
Penyakit
1
Trypanosoma Gambiense
Penyakit suka tidur ® Plasma darah ®vektor lalat tsetse
2
Trichomonas Vaginalis
penyakit vaginitis, yaitu merupakan peradangan pada vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal
3
Giardia Lamblia
Penyakit disentri/diare dan kejang-kejang di bagian perut.
4
Leishmania donovani
Penyakit pada anjing dan dapat ditularkan kepada manusia. Penyakt ini menyebabkan perbesaran limfa, hati, kelenjar limfa, anemia sehingga dapat menimpbulkan kematian. Inang perantaranya sejenis lalat pasir (Phlebotomus)
5
Trypanosoma Cruci
Penyakit cagas (anemia anak)
6
Trypanosoma Evansi
Penyakit surrah ® vektor lalat tabanidae
7
Trypanosoma Brucei
Penyakit nagano pada ternak
8
Trypanosoma Rhodosiense
Penyakit tidur ® vektor lalat tsetse
9
Trypanosoma Levisi
Parasit pada darah tikus
10
Leishmania Donovani
Pembengkakan pada kelenjar (kalaazar)
11
Leishmania Tropika
Penyakit kulit
12
Trychomonas Foetus
Parasit pada vagina sapi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Salah satu sifat dasar manusia adalah rasa ingin tahu. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita. Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah.
Banyak macam-macam dari jenis penelitian. Misalnya, penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen serta penelitian deskriptif. Ketiga penelitian tersebut memiliki karakteristik sendiri. Penelitian tindakan kelas merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Sedangkan untuk penelitian eksperimen merupakan bentuk khusus investigasi yang di gunakan untuk menentukan variable-variabel apa sajakah serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan lainnya. Berbeda lagi dengan penelitian deskriptif, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
Pada hakikatnya penelitian digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi tidak mengenal jenis atau macamnya, berdasarkan macam penelitian tersebut maka penulis akan membahas salah satu jenis metode dalm penelitian eksperimen yaitu Non Randomized Control Group Pretest Postest)

1.2.      Perumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Penelitian eksperimen?
b.      Apa pengertian dari desain penelitian dan jenisnya?
c.       Apakah yang dimaksud dengan quasi ekperiment dan pembagiannya?
d.      Apakah yang dimaksud dengan Non Random Control Group Pretest Posttest dan bagaimana penerapannya?

1.3.      Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain penelitian?
b. Untuk mengetahui apa pengertian dari penelitian eksperimen?
c. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan quasi ekperiment dan pembagiannya?
d. Untuk Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Non Random Control Group Pretest  Posttest dan bagaimana penerapannya?








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen (Experimental Research) yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1982 : 128-156)
Menurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengn melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Selain itu, Hadi (1985) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Jadi,penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.

2.2 Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol variabel sekunder.
Desain penelitian eksperimental merupakan bagian penting dalam metode penelitian eksperimental karena menunjukkan bagaimana suatu penelitian eksperimental akan dilakukan
Berdasarkan jumlah kelompok yang digunakan, desain penelitian eksperimental dapat dibedakan atas”
a.       Desain Satu-Kelompok
b.      Desain Dua-kelompok
c.       Desain ANAVAR Satu Jalur
d.      Desain Faktorial


2.3 Pengertian dan Jenis Quasi Eksperiment
Quasi experiment didefinisikan sebagai eksperimen yang memiliki  perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan  dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979). Jenis ini juga seringkali disebut sebagai post-hoc research  yang berarti bahwa peneliti dapat melihat efek yang terjadi dari sebuah variabel setelah kejadian tertentu (Salkind, 2006:234). Quasi experiment sesungguhnya dapat dikatakan mirip dengan true experiment jika dilihat dari pemanipulasian variabel independen yang dilakukan (Ary et al, 2010:316). Adapun beberapa jenis dari quasi eksperimen yaitu :
a.          Nonrandomized Control Group, Pretest–Posttest Design Disebut juga sebagai non eqivalent control group design dan dianggap sebagai desain yang paling banyak digunakan di dalam teknik quasi experiment (Salkind, 2006:235). Desain ini mirip dengan pre-test-posttest di dalam true experiment  namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan
b.         Counterbalanced Design
Desain jenis ini umumnya menggunakan lebih dari satu intact class (kelas yang sudah terbentuk sebelumnya) lalu dirotasi perlakuannya pada interval waktu tertentu. Perbedaan utama antara jenis ini dengan jenis sebelumnya adalah bahwa seluruh kelompok akan mengalami perlakuan yang sama, tetapi dengan urutan yang berbeda-beda.
c.     One-Group Time-Series Design
Desain jenis ini hanya dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang diulang-ulang. Skema di tabel 3 menunjukkan contoh perlakuan pada desain jenis ini dengan melakukan observasi yang sama secara berulang-ulang
                                                                                       





BAB III
PEMBAHASAN

Non Randomized Control Group Pretest Posttest disebut juga sebagai non eqivalent control group design dan dianggap sebagai desain yang paling banyak digunakan di dalam teknik quasi experiment (Salkind, 2006:235). Desain ini mirip dengan pre-test-posttest di dalam true experiment  namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest  dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score).
Tabel 1: Skema Nonrandomized Control Group, Pretest–Posttest Design (Ary et al, 2010)
Group
Pretest
Independent Variable
Posttest
E
Y1
X
Y2
C
Y1
Y2

Hal yang penting diperhatikan di dalam desain ini adalah jika posttest yang dilakukan ternyata tidak berpengaruh kepada  subjek eksperimen akibat adanya pengaruh dari pretest sebelumnya. Sebab hasil posttest bisa jadi hanya merupakan pengaruh akibat dari adanya pretest. Misal: jika di dalam pretest terdapat pertanyaan, “Apakah Anda sering membaca harian Kompas?”, dan setelah terjadi perlakuan pada subjek eksperimen yang didalamnya mengharuskan mereka sering melakukan review terhadap artikel di harian Kompas, maka jawaban pada saat posttest untuk pertanyaan yang sama bisa menjadi bias.
Tetapi yang biasa terjadi antara hasil pretest dan posttest umumnya dapat dihindari jika tes yang dilakukan lebih bersifat sebagai achievement test, karena didalamnya akan menuntut subjek menjawab posttest berdasarkan hasil perlakuan eksperimen.
Namun jika tes yang dilakukan lebih mengarah ke motivasi atau sikap, maka disarankan untuk tidak menggunakan desain jenis ini (Ary et al, 2010).
Hasil yang mungkin terjadi di dalam desain ini antara lain (Vockell, 1983:177) :
a.       Kelompok yang mendapat perlakuan mendapatkan hasil posttest yang lebih baik (dianggap sebagai hasil yang terbaik dari eksperimen)

Gambar 1. Contoh Kemungkinan Pertama
b.      Kelompok yang mendapat perlakuan mendapatkan hasil posttest yang sama baik atau sama meningkat dengan kelompok yang tidak mendapat perlakuan (diasumsikan sebagai hasil gagal dalam eksperimen karena perlakuan tidak memiliki pengaruh)
Gambar 2. Contoh Kemungkinan Kedua dan Ketiga
Secara umum, desain ini cukup memadai untuk dilakukan di dalam situasi yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penugasan secara acak dan lebih ditekankan kepada hasil posttest yang bersifat achievement sehingga efek dari eksperimen dapat lebih terlihat secara jelas. Umumnya desain jenis ini digabungkan dengan desain lain dari quasi experiment agar dapat mendapatkan hasil yang lebih optimal (Vockell, 1983:178)

Instrumen   yang  digunakan  dalam  penelitian  ini   terdiri  dari  instrumen  tes, lembar observasi, dan angket. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.   Instrumen Tes
Tes  sebagai  instrumen  pengumpul  data  adalah  serangkaian  pertanyaan  atau latihan  yang  digunakan  untuk  mengukur  kemampuan  pengetahuan,  intelegensi, kemampuan  atau  bakat  yang  dimiliki  oleh  individu  atau  kelas  (Riduwan,  2008: 43105).   Instrumen   tes   digunakan   untuk   mengetahui   keterampilan   berpikir   kritis siswa  pada  pokok  bahasan  alat-alat  optik.  Instrumen  tes  yang  dibuat  berbentuk pilihan ganda beralasan sebanyak 20 butir soal. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu  tes  awal  (pretest)  dan  tes  akhir  (posttest). 
2.   Lembar Observasi
Lembar observasi  berfungsi untuk mengetahui   keterlaksanaan proses
3.   Angket (Questionnaire)
Riduwan  (2008:  105)   menyatakan  bahwa  angket  adalah  daftar   pertanyaan yang   diberikan  kepada   orang  lain  bersedia   memberikan  respon  sesuai   dengan permintaan   pengguna.  
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah   dalam   quasi eksperiment ini salah satu contohnya :
1.   Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan  dilakukan  dengan tujuan  untuk  mengetahui  kondisi  nyata pembelajaran   fisika  sehingga melalui  kegiatan  ini  dapat  diketahui  kendala-kendala  yang  dihadapi  siswa  dalam pembelajaran. 

2.   Studi Literatur
Studi  literatur  dilakukan  dengan  mengkaji  buku-buku,  penelitian-penelitian sebelumnya,  dan teori-teori pengembangan penelitian. Pengkajian terhadap buku-buku dilakukan untuk  keperluan  pengembangan  materi  pembelajaran  dan  media pembelajaran        


3.   Perancangan Instrumen Penelitian dan Media Pembelajaran
Instrumen   penelitian   dirancang   dengan   mengacu   kepada   SK,   KD,   serta indikator-indikator pembelajaran   dan      keterampilan  berpikir kritis.  

4.   Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba     instrumen        penelitian         dilakukan        untuk mengetahui       validitas, reliabilitas,   daya   pembeda,  dan  tingkat   kemudahan   dari   instrumen   yang   telah dibuat. 

5.   Tahap Implementasi
Media  pembelajaran  yang  telah  dibuat  selanjutnya  diimplementasikan  dalam pembelajaran.         
Teknik Pengumpulan Data
Data  yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data  kuantitatif dan data kualitatif.
1.   Data Kuantitatif
Data    kuantitatif      dalam  penelitian   diperoleh   melalui kegiatantes untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa.  Tes ini dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
2.   Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian diperoleh melalui pengisian lembar   observasi









BAB IV
PENUTUP
Mengakhiri Makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tetapi bila ada terdapat kesalahan dalam penuturan kata-kata agar sekiranya dapat dimaklumi, karena bagaimanapun penulis masih dalam tahap belajar, sehingga masih perlu penambahan disana-sini.
Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dari penulisan Makalah ini yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita semua
3.1       Kesimpulan
1. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
2.  Desain Penelitian Eksperimen adalah Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol variabel sekunder.
3. Quasi Eksperiment adalah yang memiliki  perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan  dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan.
4.  Non Random Control Group Prestest Posttest adalah desain exsperimen  namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest  dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score).




;;

By :
Free Blog Templates